Oleh
Bungfrangki
·
Apakah Anda bekerja sebagai freelancer atau pekerja lepas? Sebagai pekerja freelance, sudah sewajarnya apabila Anda memiliki website portofolio sendiri. Website ini menampilkan berbagai jenis kemampuan dan karya yang Anda buat untuk menarik perhatian lebih banyak klien. Di dalamnya terdapat project apa saja yang sudah Anda kerjakan sebelumnya.
Portofolio online juga berfungsi menjadi pembeda antara Anda dan kompetitor di luar sana. Para calon klien pun bisa melihat nilai unik Anda dari portofolio yang sudah dibangun. Hal ini yang menjamin kualitas skill yang dapat meningkatkan kepercayaan para calon klien kepada Anda. Maka dari itu, Anda harus mencari tahu bagaimana cara membuatnya dan memberikan update secara rutin tentang pekerjaan-pekerjaan apa yang sudah Anda selesaikan.
Namun, apakah sampai saat ini Anda masih merasa bingung bagaimana cara membangun portofolio online untuk bisnis freelance yang sedang berjalan? Jangan khawatir, karena pada artikel ini, kami akan membahas cara membuat website portofolio untuk freelancer. Dengan begitu, Anda bisa merangkum berbagai karya yang Anda buat dan mendapatkan klien lebih banyak.
Dengan menggunakan nama Anda sendiri sebagai nama domain, secara tidak langsung Anda sudah melakukan personal branding kepada para pengunjung website. Namun, membuat nama website dengan nama sendiri hanya dapat berlaku jika Anda bekerja sendiri sebagai freelancer. Jika Anda bekerja freelance secara berkelompok dengan orang lain di tim Anda, sebaiknya gunakan nama brand atau agensi di mana tim Anda bernaung.
Dalam memilih nama domain, disarankan untuk membuat nama domain dari kombinasi nama Anda dan bidang pekerjaan yang Anda geluti agar lebih mudah dimengerti. Sebagai contoh, Cassandra adalah nama Anda. Anda bekerja sebagai blogger dan selama ini telah memberikan pelatihan blogging kepada orang-orang yang tertarik dengan dunia blog. Anda bisa menamai website portofolio dengan nama seperti bloggingwithcassandra.com. Satu hal yang perlu dipastikan kembali adalah nama tersebut harus mudah diingat dan dibaca.
Untuk pemilihan web hosting yang akan digunakan, sebaiknya Anda mulai dari paket hosting yangs sederhana. Jika Anda merasa perlu mengunggah lebih banyak database, lakukanlah upgrade ke paket hosting dengan space yang lebih banyak. Dengan menggunakan hosting, Anda bisa menentukan berbagai pilihan plugin yang ingin diinstall di dalam website portofolio Anda, baik itu yang berkaitan dengan plugin bisnis online dan lain sebagainya. Dengan begitu, Anda bisa menghadirkan lebih banyak fitur yang memudahkan klien bekerja dengan Anda.
Kemudahan lain yang ditawarkan oleh platform ini adalah efektifitas waktu. Anda tidak perlu menghabiskan waktu hingga mingguan untuk membuat website portofolio. Terlebih lagi, ada banyak provider web hosting yang menyediakan pilihan untuk menginstall WordPress dengan cepat, sehingga bisa langsung diaktifkan dan digunakan.
Selain memilih platform yang tepat, Anda juga harus melakukan setup tools yang dibutuhkan untuk mengelola website portofolio yang sudah dibuat. Jika sudah memilih menggunakan WordPress sebagai platform website portfolio Anda, manfaatkan sejumlah fitur yang ditawarkan untuk memaksimlkan performanya.
Salah satu fitur yang harus Anda install adalah tema/template. Ada berbagai pilihan template yang disediakan oleh WordPress, baik gratis maupun berbayar. Untuk website portofolio yang sederhana, Anda bisa gunakan tema gratis terlebih dulu yang pilihannya cukup variatif dan mudah didapatkan. Karena tujuan utamanya adalah untuk menonjolkan karya Anda dan menarik perhatian lebih banyak klien, Anda juga harus selektif memilih tema mana yang tepat dengan portofolio online Anda.
Selain itu, demi kemudahan komunikasi antara Anda dan para pengunjung website/calon klien, Anda perlu menginstall plugin untuk membuat contact form/formulir kontak. Adanya fitur ini bertujuan untuk memudahkan komunikasi dan menjalin lebih banyak relasi dengan mereka yang tertarik bekerja dengan Anda. Salah satu plugin yang bisa dimanfaatkan adalah Contact Form 7.
Plugin ini ditujukan khusus untuk Anda yang ingin membuat formulir kontak di sebuah website portofolio. Contact Form 7 terintergrasi dengan pihak ketiga dan menawarkan opsi yang lebih kompleks untuk tampilan suatu formulir kontak. Setelah menginstallnya, formulir ini bisa diisikan nama, alamat, email, subjek, dan pesan.
Kolom-kolom tersebut adalah display standar dari sebuah contact form yang Anda butuhkan untuk keperluan komunikasi dengan para klien. Dengan plugin ini, Anda juga bisa melakukan pengubahan kolom mana saja yang ingin ditampilkan sesuai dengan keinginan.
Portofolio online juga berfungsi menjadi pembeda antara Anda dan kompetitor di luar sana. Para calon klien pun bisa melihat nilai unik Anda dari portofolio yang sudah dibangun. Hal ini yang menjamin kualitas skill yang dapat meningkatkan kepercayaan para calon klien kepada Anda. Maka dari itu, Anda harus mencari tahu bagaimana cara membuatnya dan memberikan update secara rutin tentang pekerjaan-pekerjaan apa yang sudah Anda selesaikan.
Namun, apakah sampai saat ini Anda masih merasa bingung bagaimana cara membangun portofolio online untuk bisnis freelance yang sedang berjalan? Jangan khawatir, karena pada artikel ini, kami akan membahas cara membuat website portofolio untuk freelancer. Dengan begitu, Anda bisa merangkum berbagai karya yang Anda buat dan mendapatkan klien lebih banyak.
1. Mendaftarkan Nama Domain dan Membeli Hosting
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam pembuatan website portofolio adalah mendaftarkan nama domain dan terpercaya. Namun sebelum mendaftarkannya, persiapkan nama domain yang unik dan cek ketersediaannya terlebih dahulu. Kami rekomendasikan untuk menggunakan nama Anda sendiri atau nama brand Anda. Ini bisa menjadi nilai jual tersendiri karena website portofolio tersebut berisi tentang diri Anda secara personal dan karya-karya profesional Anda.Dengan menggunakan nama Anda sendiri sebagai nama domain, secara tidak langsung Anda sudah melakukan personal branding kepada para pengunjung website. Namun, membuat nama website dengan nama sendiri hanya dapat berlaku jika Anda bekerja sendiri sebagai freelancer. Jika Anda bekerja freelance secara berkelompok dengan orang lain di tim Anda, sebaiknya gunakan nama brand atau agensi di mana tim Anda bernaung.
Dalam memilih nama domain, disarankan untuk membuat nama domain dari kombinasi nama Anda dan bidang pekerjaan yang Anda geluti agar lebih mudah dimengerti. Sebagai contoh, Cassandra adalah nama Anda. Anda bekerja sebagai blogger dan selama ini telah memberikan pelatihan blogging kepada orang-orang yang tertarik dengan dunia blog. Anda bisa menamai website portofolio dengan nama seperti bloggingwithcassandra.com. Satu hal yang perlu dipastikan kembali adalah nama tersebut harus mudah diingat dan dibaca.
Untuk pemilihan web hosting yang akan digunakan, sebaiknya Anda mulai dari paket hosting yangs sederhana. Jika Anda merasa perlu mengunggah lebih banyak database, lakukanlah upgrade ke paket hosting dengan space yang lebih banyak. Dengan menggunakan hosting, Anda bisa menentukan berbagai pilihan plugin yang ingin diinstall di dalam website portofolio Anda, baik itu yang berkaitan dengan plugin bisnis online dan lain sebagainya. Dengan begitu, Anda bisa menghadirkan lebih banyak fitur yang memudahkan klien bekerja dengan Anda.
2. Pilih Platform dan Setup Tools yang Tepat
Membangun website portofolio pada dasarnya tidak memerlukan terlalu banyak fitur. Tidak perlu platform yang terlalu kompleks untuk memaksimalkan performa dari website portofolio Anda. Salah satu platform yang kerap menjadi andalan para freelancer untuk membuat website portofolionya adalah WordPress. Sebagai Content Management System (CMS) yang sering digunakan para pemula, WordPress tergolong menguntungkan karena memudahkan penggunanya untuk melakukan custom sesuai keinginan.Kemudahan lain yang ditawarkan oleh platform ini adalah efektifitas waktu. Anda tidak perlu menghabiskan waktu hingga mingguan untuk membuat website portofolio. Terlebih lagi, ada banyak provider web hosting yang menyediakan pilihan untuk menginstall WordPress dengan cepat, sehingga bisa langsung diaktifkan dan digunakan.
Selain memilih platform yang tepat, Anda juga harus melakukan setup tools yang dibutuhkan untuk mengelola website portofolio yang sudah dibuat. Jika sudah memilih menggunakan WordPress sebagai platform website portfolio Anda, manfaatkan sejumlah fitur yang ditawarkan untuk memaksimlkan performanya.
Salah satu fitur yang harus Anda install adalah tema/template. Ada berbagai pilihan template yang disediakan oleh WordPress, baik gratis maupun berbayar. Untuk website portofolio yang sederhana, Anda bisa gunakan tema gratis terlebih dulu yang pilihannya cukup variatif dan mudah didapatkan. Karena tujuan utamanya adalah untuk menonjolkan karya Anda dan menarik perhatian lebih banyak klien, Anda juga harus selektif memilih tema mana yang tepat dengan portofolio online Anda.
3. Tambahkan About Us dan Contact Form
Bagian yang sama sekali tidak boleh dilewatkan dalam membangun suatu portofolio online adalah About Us yang berisi bio singkat Anda. Untuk makin meyakinkan calon klien agar bekerja dengan Anda, mereka perlu gambaran singkat mengenai Anda dan apa saja yang sudah Anda kerjakan. Beberapa informasi penting yang harus dicantumkan adalah:- Penjabaran singkat tentang siapa diri Anda dan bidang yang Anda tekuni
- Penjelasan terperinci mengenai layanan yang ditawarkan
- Sekilas informasi seputar proyek penting yang telah Anda kerjakan
Selain itu, demi kemudahan komunikasi antara Anda dan para pengunjung website/calon klien, Anda perlu menginstall plugin untuk membuat contact form/formulir kontak. Adanya fitur ini bertujuan untuk memudahkan komunikasi dan menjalin lebih banyak relasi dengan mereka yang tertarik bekerja dengan Anda. Salah satu plugin yang bisa dimanfaatkan adalah Contact Form 7.
Plugin ini ditujukan khusus untuk Anda yang ingin membuat formulir kontak di sebuah website portofolio. Contact Form 7 terintergrasi dengan pihak ketiga dan menawarkan opsi yang lebih kompleks untuk tampilan suatu formulir kontak. Setelah menginstallnya, formulir ini bisa diisikan nama, alamat, email, subjek, dan pesan.
Kolom-kolom tersebut adalah display standar dari sebuah contact form yang Anda butuhkan untuk keperluan komunikasi dengan para klien. Dengan plugin ini, Anda juga bisa melakukan pengubahan kolom mana saja yang ingin ditampilkan sesuai dengan keinginan.
Kesimpulan
Layaknya sebuah CV, website portofolio adalah syarat utama yang harus Anda miliki untuk meyakinkan calon klien agar bekerja dengan Anda. Mereka akan mencari tahu terlebih dulu proyek apa yang akan dikerjakan dan siapa yang pantas untuk mengerjakannya. Maka dari itu, buatlah portofolio online dengan langkah-langkah di atas. Jangan lupa juga untuk mengelolanya dengan memberikan update karya-karya yang sudah Anda selesaikan secara rutin.Share this
Posting Komentar
Komentar Blogger telah ditutup. Jika ada yang perlu disampaikan terkait konten ini, silahkan kirim pesan lewat laman kontak.